Postingan kali ini cuma bakal bahas pengalamanku ketika mau masuk dan masuk SMA yang aku inginkan. Gak bahas pengetahuan atau apapun. I just story myself.

Setelah pembagian hasil nilai dari Ujian Nasional yang cukup memuaskan, saya memutuskan untyk melanjutkan sekolah saya di SMAN 11 Surabaya. Tentunya, masuk sana sangat tidak mudah karena SMAN 11 Surabaya sendiri adalah sekolah berbasis kawasan, jadi masuk sana harus tes dan tesnya itu bukan pelajaran biasa yang kita terima sewaktu SD maupun SMP. Tesnya yaitu TES POTENSI AKADEMIK yang biasa di singkat SMP. Waktu pendaftaran, saya menjadikan SMAN 11 Surabaya menjadi pilihan ke-1 saya dan juga satu satunya. Pilihan ke-2 saya abaikan karena tujuan saya memang ke SMAN 11 Surabaya bukan yang lain. Hari-hari berlalu menuju hari dimana saya akan tes. Disitu saya belajar beberapa soal TPA dan memahaminya. Namun, saya meyakini bahwa belajar saya masih belum maksimal.

Tiba di hari tes, saya berangkat pukul 06:00. Saat itu adalah masih di bulan suci Ramadhan. Saya dan ibu saya berangkat menggunakan angkutan kota menuju SMAN 5 Surabaya di Jl. Kusuma Bangsa. Saat ada di daerah Simo, pada waktu itu hujan deras. Jadi terpaksa saya dan ibu saya berhujan-hujanan untuk mencari angkutan kota yang lain menuju SMAN 5 Surabaya.

Sampai di SMAN 5 Surabaya, saya dan ibu saya terpaksa berpisah karena saya harus masuk ke dalam ruang saya, yaitu di ruang 1. Saya tidak tahu tentang bangunan SMAN 5 Surabaya, jadi waktu itu saya sempat kesasar ke masjid SMAN 5 Surabaya yang ada di lantai atas. Tapi, saya cukup cepat menyadarinya hingga kembali ke bawah dan mencari tangga yang lain menuju ruangan saya. Akhirnya saya menemukan ruangan saya. Seperti kelas-kelas di SMA pada umumnya, tetapi ruangan kelas SMAN 5 Surabaya terdapat pendingin ruangan. Sambil menunggu waktu tes, saya belajar materi-materi TPA yang belum sempat saya pelajari. Namun, semuanya jadi kosong di karenakan saya yang gugup. Materi yang saya sudah kuasai semua hilang begitu saja. Jadi saya terpaksa mempelajarinya kembali. Tapi saya rasa juga percuma karena pikiran saya sudah kosong karena memikirkan kemungkinan yang buruk. Ya, saya takut tidak lulus tes ini dan tidak bisa masuk SMAN 11 Surabaya.

Tes di mulai. Di pandu dengan salah satu mahasiswa Universitas Airlangga. Membuka halaman soal satu per satu dan menjawabnya. Untuk soal verbal 1, 2 dan 3 saya masih tidak mengalami kendala. Namun ketika saat sudah di verbal 4 dan seterusnya, saya tidak sanggup menjawabnya karena waktu yang terus berjalan. Apalagi perut saya yang lapar karena otak saya bekerja dengan keras untuk menjawab soal-soal dan itu menggunakan energi yang banyak walaupun saya tidak berkeringat. Ruangan semakin dingin dan suhu tubuh saya menurun sehingga saya merasakan kedinginan apalagi saya sempat kehujanan.

2,5 jam berlalu. Tes berakhir. Saya keluar dan menahan kepala saya yang sedikit pusing. Saya pulang bersama ibu saya dan membiarkan pikiran saya itu berlalu.

Keesokan harinya adalah hari yang saya tunggu. Selesai sahur, saya berencana menunggu pengumuman hasil tes yang telah saya jalani. Rencana saya tidak ingin tidur. Namun rasa kantuk tidak bisa saya tahan dan membuat saya terlelap 1 jam saja. Tepat pukul 06:00 saya di bangunkan ayah saya untuk melihat pengumuman. Tangan bergetar dan jantung saya berdegup dengan cepat. Saya memasukkan NIK dan kalau tidak salah nomer Ujian Nasional saya.

Inilah yang saya dapatkan di layar laptop saya pada waktu itu dan saya juga setengah mengantuk. Bibir saya mengembang membentuk senyuman dan berkata, "Mah lulus" kepada ibu saya. Beberapa detik rasanya flat saja karena nyawa saya belum terkumpul seluruhnya. Namun, beberapa saat kemudian saya jejingkrakan gak jelas demi merayakan kelulusan dalam menjalani tes kemarin.

Nah ini sedikit yang bisa aku ceritakan ya. Selebihnya bisa tanya tanya kok >< sampai ketemu di postingan berikutnya ^^

#7DaysBlogging
#7HariBlogging
#TantanganBloggerPeniti
#7DaysPenitiBlogging